hari ini tepat tanggal 29 april 2011. hari yang paling spesial dan bersejarah banget bagi hana.. tahukah kamu ? 18 tahun silam aku dilahirkan.. yupz.. hari ulang tahunku hari ini . sudah menginjak yang ke 18. TERIMAKSIH KUUCAPKAN PADA :
keluargaku :*
ayah, ibu, hanif.. maksih banyak ucapannya .. dan makasih juga traktirannya ayah hhehe :D cinta dan sayang kalian .. :* hahahha dapet ciuman juga dari si hanif wkwkwk
kekasih tercinta :*
ada yang special ulang tahun kali ini. Aku punya kekasih yang selalu ada disisi aku meski jarak kurang mendukung untuk selalu bertemu.. tapi aku selalu bersyukur. karena dia hari ini spesial banget loh hihi :D tepat di pergantian hari.. dia ngucapin lewat telpon, maklum.. dia dibandung dan aku di bogor.. dipaksa untuk ketemu gak mungkin juga.. karna dia dan aku lagi sibuk kuliah, uhm.. sama" lagi sakit juga hhe sakit janjian nih :D pokoknya maksih banyak buat kekasihku tercinta kang Andi Fajrin Ramadhan.. makin hari makin sayang dan cinta kamu :* kamu kado terindah dihari ulang tahunku.. :)
uhm.. my lovely sister .
Farah Afifah, Fany Widyadara Aristi, dan Fatma Aprilyanti :)) maksih banyak ucapan dan kadonya.. bermanfaat buat hana banget isinya :*
yang gak bisa disebutin satu persatu.. mulai dari teman rumah, teman smp, teman sma, teman les, teman kampus, teman fb. dll.. maksih banyak buat semua doa kalian... :)
saudara hana :
mang deden , teh elsa, novi, teh nina.. terimakasih :)
aku bukan apa" tanpa kalian.. terimakasih selalu ada untuk hana, smoga allah membalas semua yang udah kalian kasih buat hana :) amien...
Dikirimlah manusia.. dengan KAPAL RAHIM BUNDA.. singgah di pulau DUNIA.. bersama Muhammad sebagai NAKHODA.. Selalulah sang nakhoda berPESAN.. kumpulkanlah BEKAL yang banyak dari PULAU DUNIA.. Karena kelak.. tak seorang pun akan membagi bekalnya dengan orang lain.. masing" membawa perbekalannya sendiri.. semoga kita selalu ingat.. pesan-pesan sang nakhoda.. :)
di ambil dari catatan keluarga islami.. kata" yang indah dan bermakna bukan??
Aku ingin mencintaimu karena ketampananmu menyejukkan setiap mata yang memandangnya tapi kemudian aku bertanya saat ketampanan itu memudar ditempuh usia seberapa pudarkah kelak cintaku padamu?
Aku ingin mencintaimu karena sifatmu yang ceria menjadi semangat yang menyala di dalam hati ini tapi kemudian aku bertanya bila keceriaan itu kelam dirundung duka seberapa muram cintaku kan ada?
Aku ingin mencintaimu karena ramah hatimu memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu tapi kemudian aku bertanya kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka seberapa mampu cintaku memendam praduga?
Aku ingin mencintaimu karena cerdasnya dirimu membuatku yakin pada putusanmu tapi kemudian aku bertanya ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua seberapa bijak cintaku tuk tetap mengharapmu?
Aku ingin mencintaimu karena kemandirian yang kau miliki menyematkan rasa bangga ku yang mengenalmu tapi kemudian aku bertanya jika di tengah itu rasa manjamu tiba menyeruak seberapa cintaku tetap bersamamu?
Aku ingin mencintaimu karena tegarnya sikapmu menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu tapi kemudian aku bertanya andai ketegaran itu rapuh diterpa badai seberapa kuat cintaku bertahan?
Aku ingin mencintaimu karena pengertian yang kau berikan menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang kau tanam tapi kemudian aku bertanya kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat seberapa ku mampu mengerti cinta ini?
Aku ingin mencintaimu karena luasnya danau kesabaranmu menambah dalamnya rasa cinta semakin ku mengenalmu tapi kemudian aku bertanya mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku seberapa besar cinta mampu memaafkan?
Aku ingin mencintaimu karena karena keteguhan imanmu bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya tapi kemudian aku bertanya kala iman itu jatuh menurun seberapa berkurang akhirnya cintaku padamu?
Aku ingin mencintaimu karena karena kau yang tlah kupilih sebagai cinta yang kan kupegang sepanjang hayat tapi kemudian aku bertanya saat hati ini tergoncang seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?
Andai sejuta alasan tak cukup untuk membuat cinta ini tetap bersama dirimu maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cintaku..
Aku ingin mencintaimu karena Allah..
karena Dia kan selalu ada tuk menjaga maka cintaku kan tetap utuh dan setia hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu karena cintaku berpulang pada-Nya..
Aku tidak akan menyerah pada sbuah perjalanan, Kesetiaan akan selalu ada di stiap sudut hatiku.. Aku akrab dengan rasa rindu, Aku selalu berdoa untuk kebaiknnya Aku akan selalu ada untuk membantunya ketika ia membutuhkan seseorang Aku merindukannya..
Aku tidak bosan menangis dan trsenyum, Aku tidak jenuh menanti seseorg yag akan melihat kehadiranku..
Maka aku sekarang akan disini, Menantinya.. Menunggu hari indah berdua dngnnya..
Aku ambil cerita ini dari salah satu buku favoritku,judulnya “Ya Allah, Aku Jatuh Cinta!” karya Burhan Sodiq...
Suamisaya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar dibahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun masa pernikahan. Harus saya akui, bahwa saya mulai merasa lelah. Alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimental dan benar-benar sensitive serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana romantis dalam pernikahan kami telah mematahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari. Saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya. Bahwa saya menginginkan perceraian. “Mengapa?” dia bertanya dengan terkejut. “Saya lelah, kamu tidak pernah bias memberikan cinta yang saya inginkan.”
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya. Tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu. Padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah. Seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya. Apalagi yang bias saya harapkan darinya? Dan akhirnya di bertanya, “apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?”
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan. “saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya didalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya : seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?” Dia termenung dan akhirnya berkata, “saya akan memberikan jawabannya besok.”
Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya. Dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi air susu hangat yang bertuliskan..
“Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya. “kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
“Kamu bias mengetik di computer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis didepan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bias membantumu dan memperbaiki programnya.”
“Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bias mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.” “Kamu suka jalan-jalan keluar kota, tapi selalu nyasar ditempat-tempat baru yang kamu kunjungi. Saya harus bias memberikan mata saya untuk mengarahkanmu.”
“Kamu selalu pegal-pegtal pada waktu ‘teman baikmu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.” “kamu senang diam dirumah, dan saya selalu khawatir kamu akan menjadi ‘aneh’. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu dirumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami.” “Kamu selalu menatap komputermu. Membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti. Saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu.”
“Tanganku akan memegang tangannu, membimbingmu menulusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.”
Tapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir mengisi kematianku.”
“Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu.”
“untuk itu saying, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha membacanya. “Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu.”
“Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.”
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri didepan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku. Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.
Itulah cinta, disaat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengaharapkan wujud tertentu.